Jumat, 06 November 2015

PERANG MELAWAN VOC



PERANG MELAWAN VOC 

Kedatangan VOC ke Indonesia untuk melakukan perdagangan menyebabkan adanya persaingan dengan pedagang Indonesia. Keserakahan kongsi dagang VOC menyebabkan timbulnya perlawanan dari rakyat Indonesia. Berikut ini merupakan contoh perlawanan-perlawanan yang dilakukan rakyat Indonesia terhadap kongsi dagang VOC :
1.  Aceh Vs Portugis dan VOC
Pada tahun 1511 Malaka jatuh ke tangan Portugis, dan pada tahun 1523 Portugis melancarkan serangan ke Aceh di bawah pimpinan Henriguez dan menyusul pada tahun 1524 dipimpin oleh De Sauza
Ada beberapa tindakan Portugis yang menyebabkan munculnya perlawanan rakyat Aceh,seperti :

  • ·        Mengganggu kapal-kapal dagang aceh dimanapun berada
  • ·         Rasa iri Portugis karena perdagangan di Aceh semakin ramai
  • ·         Ingin melemahkan Aceh sebagai pusat perdagangan
  • ·         Merampas kedaulatan Aceh yang ingin bebas dan berdaulat berdagang dengan siapa saja, mengadakan hubungan dengan bangsa manapun atas dasar persamaan.

Aceh pun tidak tinggal diam atas tindakan yang dilakukan oleh Portugis, beberapa upaya perlawanan dilakukan oleh Aceh, yaitu dengan cara :

  • ·         Melengkapi kapal-kapal dagang Aceh dengan persenjataan, meriam dan prajurit
  • ·         Mendatangkan bantuan persenjataan, sejumlah tentara dan beberapa ahli dari Turki pada tahun 1567
  • ·         Mendatangkan bantuan persenjataan dari Kalikut dan Jepara

Pada masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda semangat juang mempertahankan tanah air semakin meningkat. Beberapa upaya yang dilakukan Sultan Iskandar Muda adalah :
  • ·         Melipat gandakan kekuatan prajurit Aceh
  • ·         Memperkuat angkatan laut dengan kapal-kapal besar.
  • ·         Pasukan kavaleri dilengkapi dengan kuda-kuda dari persia
  • ·         Menyiapkan pasukan gajah dan misili infanteri
  • ·         Menempatkan para pengawas di jalur perdagangan
Atas perlawanan dari Aceh dan Portugis tentu saja menimbulkan dampak perlawanan yaitu hubungan Aceh dan Portugis semakin memburuk, dan bentrokan-bentrokan antara kedua belah pihak.
2.  Maluku Angkat Senjata
Pada tahun 1529 terjadi perang antara Tidore melawan Portugis. Penyebabnya adalah karena kapal-kapal Portugis menembaki jung-jung dari Banda yang akan membeli cengkih ke Tidore. Akhirnya rakyat Tidore angkat senjata. Beberapa penyebab yang menimbulkan perlawanan :
  • ·         Kesombongan Portugis karena kemenangan melawan Tidore dan sering berlaku kasar terhadap penduduk Maluku
  • ·         Monopoli perdagangan
  • ·         Kedudukan Portugis yang mengganggu kedaulatan kerajaan-kerajaan yang ada di Maluku
  • ·         Tindakan Portugis yang kejam dan sewenan  g-wenang kepada rakyat
  • ·         Penempatan Tidore sebagai vassal atau daerah kekuasaan VOC
Pada tahun 1565 muncul perlawanan rakyat Ternate dibawah pimpinan Sultan Kherun/Hairun, ia menyerukan seluruh rakyat dari irian/papua sampai jawa untuk angkat senjata melawan portugis. Pada periode tahun 1635-1646 terjadi serangan  sporadis dari rakyat Hitu yang dipimpin oleh Kakiali dan Telukabesi, perlawanan ini meluas sampai ke Ambon.
Tahun 1650 perlawanan terjadi di Ternate yang dipimpin oleh Kecili Said. Banyak tipu muslihat yang dilakukan Portugis salah satunya adalah untuk membunuh Sultan Khaerun. Akhirnya Sultan Kherun digantikan Sultan Baabullah, ia bisa mempersatukan rakyat Maluku termasuk Ternate dan Tidore untuk melawan Portugis. Ada beberapa akibat yang ditimbulkan dari perlawanan tersebut, yaitu :
·         Terjadi letupan-letupan perlawanan rakyat
·         Rakyat menderita akibat kebijakan monopoli rempah-rempah yang disertai pelayaran Hongi
·         Timbul perang  hebat antara rakyat maluku melawan kompeni Belanda

3.  Sultan Agung vs J.P Coen
Perlawanan  ini terjadi di Mataram sekitar tahun 1628-1629. Perang ini disebakan karena adanya tindakan VOC memaksakan untuk memonopoli perdagangan dan juga menghalang-halangi kongsi dagang Mataram ke Malaka. VOC juga tidak mengakui kedaulatan Mataran. Hal tersebut membuat Sultan Agung marah dan ia merencanakan melakukan serangan ke Batavia kepada VOC.


Gb. Sultan Agung
Pada serangan pertama tahun 1628 yang dipimpin oleh Tumenggung Baureksa yang dihalang-halangi oleh kompeni VOC. Kemudian datang juga pasukan di bawah pimpinan Sura Agul-agul dan Dipati Ukur dan terjadilah peperangan yang sangat sengit olek kedua pihak. Akan tetapi karena lebih unggulnya persenjataan dari VOC, maka pasukan dari Mataram ini dapat dipukul mundur.

Gb. Serangan Mataram ke Batavia
Tahun 1629 Sultan Agung mempersiapkan serangan kepada VOC yang kedua. Ia meningkatkan jumlah kapal dan senjata serta membangun lumbung-lumbung beras untuk persediaan bahan makanan. Pasukan yang dipimpin Tumenggung Singaranu berangkat ke Batavia. Pasukan ini berhasil menghancurkan Benteng Bommel dan mengepung Benteng Bommel. Akan tetapi VOC dapat menghancurkan beberapa kapal Mataram dan juga menghancurkan sebuah lumbung di Tegal. Dengan mengandalkan persenjataan yang lebih lengkap dan lebih unggul VOC dapat memukul undur pasukan dari Mataram.

Gb. Kapal Perang Mataram
Dengan adanya kegagalan pasukan Mataram, VOC semakin memperluas daerah kekuasaannya dan semakin memaksakan monopoli. Dan setelah wafatnya Sultan Agung digantikan oleh Sunan Amangkurat I, dia menjalin persahabatan dengan VOC yang membuat rakyat semakin menderita. Akibatnya timbullah perlawanan dari rakyat. Salah satu peninggalan dari perlawanan ini adalah makam Imogiri dimana Sultan Agung dimakamkan disitu.
Gb. Imogiri

4.  Perlawanan Banten
Perlawanan ini terjadi di Banten sekitar tahun 1651-1683. Perlawanan ini terjadi karena adanya persaingan memperebutkan posisi sebagai Bandar perdagangan Internasional. Selain itu VOC juga melakukan blockade dan melarang jung-jung Cina dan kapal Maluku meneruskan perjalanan ke Banten. Sebagai balasan Sultan Ageng Tirtayasa mengirim pasukannya untuk mengganggu kapal-kapal VOC, menimbulkan gangguan di Batavia dan merusak kebun tebu milik VOC.
Sultan Ageng mengangkat putra mahkotanya sebagai pembantu raja bernama Sultan Haji. Dia juga dibantu oleh putranya yang lain bernama Arya Purbaya. Kemudian VOC menghasut Sultan Haji untuk merebut kekuasaan agar tidak jatuh ke tangan Arya Purbaya. Sultan Haji pun terhasut dan dia melakukan persekongkolan dengan VOC dan mereka juga melakukan perjanjian.
Tahun 1681 Sultan Haji berhasil merebut kekuasaan Banten dan Sultan Ageng membangun istana baru yang berpusat di Tirtayasa. Tahun 1682 dia berhasil mengepung istana Surosowan, akan tetapi dengan bantuan VOC dibawah pimpinan Francois Tack pasukan Sultan Ageng berhasil dipukul mundur. Sultan Ageng terus melakukan penyerangan dengan melakukan perang gerilya.
Gb. Sultan Ageng Tirtayasa
Akan tetapi tahun 1683, Sultan Ageng berhasil ditangkap dan ditawan di Batavia sampai meninggal. Akan tetapi setelah meninggalnya Sultan Ageng ini perlawanan rakyat terus berlanjut. Peninggalan dari perlawanan ini adalah Benteng Noordwijk dan Istana Surosowan.
Gb.Istana Surosowan

5.  Orang-orang Cina berontak
a.   Sebab Orang-orang Cina Berontak
Meningkatnya populasi etnis Tionghoa di Batavia, sehingga pengangguran meningkat. Dan karena terkekangnya suatu kebebasan berdagang di wilayah nusantara dan terjadi pungli di tubuh VOC (contohnya surat izin bermukim yang disebut permissiebriefjes atau surat pas) biaya resmi pembuatan kartu tersebut hanya 2 ringgit namun, akibat dari pungli tersebut menjadi naik, dan karena tidak memiliki kartu tersebut orang-orang Cina harus dideportasi ke negaranya atau dipekerjakan di kebun-kebun pala milik VOC di Sri Langka.
b.  Proses Kejadian
a.    Lokasi         : di Batavia dan Jawa
b.    Waktu         : pada abad ke 18 (tahun 1740-1741)
c.    Tokoh          : Oey Panko atau Khe Panjang dan Raja Pakubuwana II
c.    Akibat Dari Kejadian
a.    Bagi bangsa Indonesia        : kerugian karena wilayah Batavia porak poranda akibat
pemberontakan dan pencurian barang-barang oleh orang-orang Cina.
b.    Bagi VOC                          : keuntungan karena penyelewengan harga pembuatan surat
pas yang lebih mahal dan kerugian karena benteng VOC di Kartasura diserang oleh orang-orang Cina dan dibantu Raja Pakubuwana II serta orang-orang pribumi sehingga jatuh banyak korban dari pihak VOC.
d.   Evaluasi (splusi agar Indonesia saat ini dan ke depannya tidak dijajah lagi oleh bangsa asing dalam segala bidang)
Bangsa Indonesia harus sadar akan perjuangan-perjuangan yang dilakukan oleh para pahlawan dahulu, karena tanpa semangat, kegigihan dan kerja keras mereka, Indonesia tidak akan bisa merdeka seperti saat ini.
Walaupun dalam de facto, Indonesia sudah merdeka pada 17 Agustus 1945, tetapi secara de yure, Indonesia belum merdeka dan masih dijajah oleh bangsa asing dalam banyak hal, terutama pemikiran.
Negara Kesatuan Republik Indonesia masih mengalami penjajahan di bidang ekonomi, politik, sosial dan budaya, contohnya Indonesia masih sering melakukan import produk daripada memproduksi sendiri, padahal sumber daya manusia dan sumber daya alam di Indonesia sangat tercukupi.
Jadi, kalau seluruh rakyat Indonesia sudah memiliki bekal dalam diri mereka berupa pengetahuan terhadap kesadaran bela negara dan memiliki jiwa nasionalisme maupun patriotisme, maka tidak diragukan lagi untuk membela negara ini terutama dari negara lain di zaman yang sudah maju ini.
e.    Nilai dan Hikmah yang Dapat Dipetik Dari Peristiwa
Sebagai bangsa yang besar, kita tidak boleh bergantung kepada bangsa lain, jadi kita harus dapat hidup mandiri dan harus bisa mengolah sumber daya alam dan sumber daya manusia kita sendiri tanpa penguasaan oleh bangsa lain. Kita juga harus memiliki sifat pantang menyerah terhadap siapapun yang mendzalimi kita seperti para pejuang dahulu pantang menyerah dan tidak pernah gentar untuk melawan kolonialisme di Indonesia.
f.     Menghargai Jasa Para Pahlawan Bangsa
Kita sebagai warga Negara Indonesia yang telah merdeka untuk terus mengenang dan mendoakan para pejuang Indonesia pada masa kemerdekaan entah itu pahlawan yang diakui maupun rakyat biasa karena mereka semualah pahlawan kita tanpa mereka kita tidak akan merasakan kemerdekaan dan kebebasan dari belenggu belenggu penjajah maka tolong kepada masyarakat dan teman-teman jangan pernah melupakan sejarah bangsa ini dan teruslah bercerita kepada anak dan cucu kita kelak nanti betapa besarnya jasa para pahlawan kita dulu sehingga bisa menciptakan sejarah yang sangat besar dan tidak akan pernah terlupakan bagi bangsa Indonesia.

6.  Perlawanan Mangkubumi dan Mas Said
a.    Latar belakang penyebab terjadinya perlawanan.
Latar belakang munculnya perlawan Raden Mas’said terhadap VOC, bermula ketika ia ingin meminta kepada punggawa kerajaan, untuk dinaikkan pangkat jabatannya. Hal ini didasari oleh pengalamannya sebagai Gandek Keraton (pegawai rendahan di Istana) ketika ia berusia 14 tahun. Namun permintaannya tidak dipenuhi, melainkan hanya menuai pelecehan dari keluarga kepatihan, bahkan ia dianggap membantu orang-orang Cina yang sedang berlangsung pada saat itu. Akibatnya, Mas’said sakit hati kepada VOC yang dianggapnya menjadi dalng utama yang telah mebuat kerajaan menjadi kacau akibat persekutuan yang dilakukan.
Sedangkan latar belakang Pangeran Mangkubmi dalam melakukan perlawanan adalah tidak ditepatinya janji Pangkubuwana II, yang sebelumnya telah mengatakan bahwa barangsiapa yang berhasil memadamkan perlawanan Mas’said  ( yang lebih dulu berontak terhadap persekutuan ), maka akan diberikan hadiah. Namun , hal ini diingkari, setelah P.Mangkubuwana telah berhasil memadamkan perlawanan Mas’said. Maka terjadilah pertentangan, hal ini diperparah dengan VOC semena-mena ikut campurtangan dalam pemerintah kerajaan dengan mengatakan bahwa P.mangkubumi terlalu ambisisus dalam mencari kekuasaan. Jika disimpulkan inti dari permasalahan yaitu VOC berusaha mencampuri urusan dalam negeri Mataram dan memaksakan kehendak melalui berbagai perjanjian.
b.    proses/jalannya perlawana
Akhirnya, Pangeran Mangkubumi dan Raden Mas’said, memutuskan untuk saling bersatu melawan pemerintahan VOC, karena masing-masing , ketidakadilan yang diteriama oleh keduanya. Raden Mas’said dan Pangeran Mangkubumi semakin bersatu setelah Raden Mas’said dijadikan menantu oleh Mangkubumi. Mangkubumi dan Mas’said sepakat untuk membagi wilayah perjuangan. Raden Mas’said bergerak di wilayah timur, daerah Surakarta ke selatan terus ke Madiun, Ponorogo dengan pusatnya Sukowati. Sedang, Mangkubumi konsentrasi di bagian barat dekat Pleret ( termasuk daerah Yogyakarta sekarang ).
Hingga pada tahun 1749 dalam suasana perang sedang gencar-gencarnya terjadi diberbagai tempat, terpetik berita kalau raja Pakubuwana jatuh sakit. Hingga dalam keadaan sakit, Pangkubuwana dipaksa untuk menandatangani perjanjian dengan VOC. Hal ini sangat berakibat pedih pada para punggawa dan rakyat Mataram.
Sebab, perjanjian itu berisi pasal-pasal :
                         i.     Susuhunan Pakubuwana II menyerahkan kerajaan Matarm baik secara de facto maupun de jure kepada VOC.
                       ii.     Hanya keturunan Pakubuwana II yang berhak naik tahta, dan akan dinobatkan oleh VOC menjadi raja Mataram, dengan tanah Mataram sebagai pinjaman dari VOC.
                     iii.     Putera mahkota akan segera dinobatkan. Sembilan hari setelah penandatanganan perjanjian itu Pakubuwana II wafat.

Hal ini semakin membuat Pangeran Mangkubumi dan Raden Mas’Said, kecewa, hingga mereka semakin meningkatkan perlawanan terhadap VOC. Mereka semakin gencar melaksanakan Perlawanan ,Mangkubumi dan Raden Mas Said mendapat dukungan dari rakyat Mataram dan para bupati pesisir. Para pemberontak di Jawa Tengah juga menggabungkan diri dengan mengadakan perang gerilya yang sangat merugikan Belanda.
Pertempuran ini terjadi di sungai Bogowonto, pasukan VOC banyak yang binasa, dan pimpinan VOC De Clerk juga tewas. VOC akhirnya berhasil membujuk Pangeran Mangkubumi untuk menandatangani Perjanjian Giyanti (1755).
Isi Perjanjian Giyanti adalah Kerajaan Mataram dibagi dua, yaitu:
·      Mataram Barat diserahkan kepada Pangeran Mangkubumi dengan gelar  Hamengku Buwono I, kerajaannya dinamakan Kasultanan Yogyakarta.
·      Mataram Timur, tetap dikuasai oleh Paku Buwono III, kerajaannya dinamakan Kasultanan Surakarta. Untuk menghentikan perlawanan Mas Said, VOC pada tahun 1575 membujuknya untuk menandatangani Perjanjian Salatiga yang isinya Kerajaan Surakarta dibagi dua, yaitu:
o  Bagian barat diperintah oleh Sultan Paku Buwono III, dan disebut Kasunanan.
o  Bagian timur diperintah oleh Mas Said, yang bergelar Pangeran Adipati Mangkunegoro I, wilayahnya disebut Mangkunegaran.
c.    Akibat dari perlawanan Pangeran Mangkubumi dan Mas Said
Akibat dari perlawanan Pengeran Mankubumi dan Mas Said baik untuk Indonesia maupun VOC yaitu dampak yang ditimbulkan perang untuk Indonesia yaitu membuat Mangkubumi bersedia menandatangani perjanjian Griyanti dan  Raden Mas Said menandatangani perjanjian Salatiga. Perjanjian yang mereka setujui untuk menghentikan perlawanan dan memperoleh wilayahnya masing-masing sesuai pada perjanjian serta mempersempit wilayah mataram dan banyak masayarakat pribumi tewas dalam perlawanan.
Sedangkan dampak yang ditimbulkan untuk VOC yaitu banyak prajurit Belanda yang tewas dalam perang  terutama pimpinan VOC De Clerk juga tewas. Hal ini membuat pihak VOC tak bisa berkutik lagi sehingga VOC harus membuat perjanjian dengan Pangeran Mangkubumi untuk menandatangani Perjanjian Giyanti (1755) dan Raden Mas Said untuk menghentikan Perlawanan.

keterangan :
Aldi Rio : orang-orang Cina berontak dan perlawanan Mangkubumi dan Mas Said
Dwi Fitri : Aceh vs Portugis, VOC dan Maluku angkat Senjata
Evi Anisa : Sultan Agung Vs J.P Coen dan Perlawanan Banten

1 komentar:

  1. Casino de Sol, Las Vegas - Dr.MCD
    For over 전주 출장안마 3 부천 출장마사지 decades, the Casino de Sol is a unique place in downtown Las Vegas, where you will 부산광역 출장마사지 find gaming, dining and 김천 출장안마 entertainment 보령 출장마사지 at both

    BalasHapus

masukkan komentar anda...